Senin, 27 April 2015

Air Dalam Masa lalu, Sekarang dan Masa Depan Belanda

De toekomst is een boek met zeven sloten
(The future is a book with seven locks)
Pepatah Belanda di atas bermakna bahwa tidak ada yang bisa meramalkan masa depan. Memang benar bahwa tidak ada yang bisa memastikan masa depan. Namun rupanya, orang Belanda senantiasa belajar dari masa lalu, agar bisa membangun masa sekarang dan masa depan yang lebih baik. Hal ini sangat tercermin dalam cara mereka menangani masalah air. 

Air memang masalah tapi sekaligus berkah bagi Belanda. Sejak zaman dulu orang Belanda harus bergulat dengan masalah air demi kelangsungan hidupnya. Mengurus masalah air seperti sudah tertanam dalam gen orang-orang Belanda. Maklum, sekitar 26% lebih tanah di Belanda berada di bawah permukaan laut. Kincir angin yang kini juga menjadi ikon negara Belanda, awalnya merupakan teknologi yang digunakan untuk memompa kelebihan air di daratan. Hingga sekarang pun masih ada sekitar 1000 kincir angin yang bisa kita temukan di Belanda. 

Sejarah panjang Belanda dalam menangani masalah air sekiranya membuat orang Belanda belajar untuk hidup dan bersahabat dengan air, bukan memeranginya. Orang Belanda juga membangun kanal-kanal untuk mengalirkan air. Kanal-kanal ini juga digunakan sebagai jalur transportasi yang masih digunakan hingga sekarang, bahkan menjadi daya tarik bagi jutaan wisatawan mancanegara setiap tahunnya. Di Amsterdam, kanal-kanal seperti Prinsengracht, Keizersgracht dan Herengracht yang telah ada sejak abad ke-17, dinobatkan UNESCO menjadi salah satu situs warisan dunia pada tahun 2010. Kanal-kanal bersejarah nan indah juga dapat kita lihat di kota Delft, yang konon namanya sendiri berasal dari kata delven yang artinya menggali.
Pengelolaan air dulunya merupakan tanggung jawab individu atau tuan pemilik tanah suatu komunitas lokal. Sejak tahun 800, banyak sekali rawa yang direklamasi. Agar proyek ini bisa dikelola dengan baik dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan, sekitar tahun 1400 di beberapa daerah mulai didirikan badan pemerintah yang mengawasi proyek-proyek tersebut. Lembaga-lembaga ini (waterschappen atau hoogheemraadschappen) bertugas menangani masalah pembendungan air, kualitas air, saluran air dan lain-lain. 

Belanda juga merupakan salah satu negara dengan sejarah manajemen air yang tertua di dunia. Pada tahun 1980 pemerintah Belanda menerapkan Integrated Water Resources Management (IWRM) merupakan sebuah konsep manajemen air secara holistik yang mempertimbangkan sisi ekologi, fungsi sosial-ekonomi daerah yang memisahkan air dan tanah, dan lain sebagainya. Hingga saat ini, IWRM di Belanda menjadi percontohan bagi negara-negara lain di dunia. 

Keseriusan Belanda dalam mengelola air juga terlihat dengan adanya tiga kementerian di pemerintahan yang saat ini menangani manajemen air. Kementerian Transportasi dan Pekerjaan Umum bertugas mengoordinasikan persiapan untuk menghasilkan peraturan dan kebijakan nasional mengenai air. Kementerian Perumahan, Perencanaan Ruang Publik dan Lingkungan bertanggung jawab membuat peraturan dan kebijakan mengenai air minum, kebijakan lingkungan hidup dan pemanfaatan lahan. Lalu, ada juga Kementerian Pertanian, Perlindungan Alam dan Pangan yang bertanggung jawab terhadap masalah air dalam kaitannya dengan pertanian dan kelestarian alam. Bayangkan, betapa sungguh hatinya orang Belanda mengurusi masalah air! 

Untuk terus memupuk perhatian dan keseriusan orang Belanda terhadap manajemen air hingga kapanpun juga, di Belanda sendiri banyak institusi pendidikan yang menawarkan pendidikan berkaitan hal ini. Untuk short course, beberapa pilihan program dengan tema-tema sangat spesifik juga ditawarkan. misalnya Surface Water Treatment I, Water Quality Assesment, Applied Ground Water Modelling, hingga World History of Water Management. Di tingkat pendidikan pascasarjana ada Water Management di Delft University of Technology, Hydrology and Water Quality di Wageningen University, Transnational Ecosystem-based Water Management (TWM) di Radboud University, Earth Surface and Water di Utrecht University, dan lain-lain. Singkatnya, Belanda adalah surga bagi mereka yang tertarik mendalami tentang manajemen air. 

Belanda juga terus mendorong agar penelitian tentang air ini terus berkembang. Pada bulan November 2015 nanti di Amsterdam akan diadakan 3rd Amsterdam International Water Week yang akan mempertemukan 20.000 ahli dan pemerhati masalah air. Dengan demikian, jika inovasi dalam bidang-bidang yang terkait manajemen air terus berkembang, maka masa depan Belanda pun lebih terjamin. Permasalahan air di masa mendatang, baik di Belanda maupun di seluruh dunia, akan bisa diprediksi dan ditangani sesegera mungkin dengan adanya kegiatan semacam ini. 

Air adalah sumber kehidupan. Keberhasilan Belanda dalam mengelola air berdampak luas bagi seluruh kehidupan warga Belanda. Tahun lalu, Belanda dinobatkan sebagai world healthiest country versi Oxfam ‘Good Enough to Eat’ index, mengalahkan Perancis dan Swedia. Salah satu faktor pendukungnya adalah ketersediaan air bersih. Ketersediaan air secara umum tentu juga mendorong hidupnya sektor pertanian yang berarti terjaminnya pasokan pangan yang sehat. 

Dalam hal ini tidaklah berlebihan jika saya katakan, ‘serius pangkal selamat’ bila melihat cara orang Belanda mengelola air. Sungguh merupakan tamparan juga bagi saya yang orang Jakarta yang setiap tahun kewalahan menghadapi banjir, tapi hanya bisa mengutuk saja tanpa serius berbuat apa-apa. Dengan menelusuri sejarah masa lalu Belanda dan melihat cara Belanda terus berinovasi dalam mengelola air, saya belajar bahwa masalah bangsa bisa diatasi jika individu (ingat bahwa pengelolaan air di Belanda dulu tanggung jawab individu) dan pemerintah bekerja sama untuk mencari solusi terbaik. 

Melihat Belanda sekarang, hendaknya kita jangan berkecil hati. Negeri Belanda pernah hampir tenggelam (dari arti sesungguhnya), namun mereka memilih untuk bangkit dan tidak tenggelam dalam masalah. Hingga akhirnya, keberhasilan demi keberhasilan Belanda dalam mengelola air terus mengalir menuju masa depan yang lebih cerah. 

DAFTAR PUSTAKA 

Mostert, Erik. “Integrated Water Resources Management in The Netherlands: How Concepts Function”. Journal of Contemporary Water Research & Education . Issues 135 (Desember 2006), hal. 19-27. Universites Council On Water Resources.

Windmills in Dutch History tersedia dalam http://www.let.rug.nl/polders/boekje/history.htm

Canal of Delft tersedia dalam http://www.holland.com/global/tourism/article/canals-of-delft.htm

Tidak ada komentar: