Minggu, 15 Juni 2014

Pesta Demokrasi, Presiden Ganteng

Pesta demokrasi. Pesta. Orang Indonesia menggunakan kata 'pesta demokrasi' sebagai ungkapan untuk pemilihan umum (election day). KBBI membakukan pengertian pesta sebagai perjamuan makan minum (bersuka ria dsb); perayaan. Perayaan! Membayangkan pesta, membuka celah fantasi dalam benak kita. Orang-orang datang dengan hati gembira. Senyum sumeringah. Pakaian yang enak dipandang mata. Di dalam pesta, rasanya hampir tidak ada orang yang berharap suasana muram durja. Barangkali yang paling tegang adalah sang kandidat dan tim suksesnya. Yang sibuk juga adalah tim survey yang berlomba-lomba membuat quick count. Selebihnya adalah kita-kita, yang datang berbondong-bondong ke TPS, mungkin bersama keluarga, mungkin bersama pacar yang kebetulan tetangga, atau sendirian saja berharap ada yang cakep lewat di depan mata. Setidaknya, ada petugas TPS yang enak dipandang mata. Tapi harapan itu rasanya berlebihan, karena petugasnya umumnya bapak-bapak. Berkumis lebat, berkacamata, dan mungkin sudah beranak dua atau lima. Harapan untuk melihat manusia-manusia yang enak dipandang mata ada pada saksi dari partai-partai. Mereka umumnya orang muda. Hansip? Ah lupakan saja. Kalau hansip enak dipandang mata, dia pasti sudah memilih jadi cover boy majalah ANEKA yang kini sudah entah kemana. Orang Indonesia itu orang yang mementingkan penampilan. Tampang. Makanya ada kandidat dan tim suksesnya yang menjadikan isu 'presiden ganteng' sebagai bahan jualannya. Setelah selesai debat capres yang pertama, tanggal 9 Juni 2014 lalu. saya sampai berdebat dengan teman cewek soal 'presiden ganteng' ini. "Prabowo emang lebih ganteng sih!!" Katanya bersemangat. Mendengar itu, saya langsung spontan berteriak, "BAHH! Enggaaak! Jokowi lebih ganteng!" "Aduuuh kamu itu sudah terbutakan karena perilaku Jokowi. Tapi kalo ganteng, Prabowo lebih ganteng!' "Ah, mana ganteng sih kayak gitu. Mending Jokowi kalee" "Loh ini masalah tampang loh, bukan soal kepemimpinan." "iyaa, Jokowi lah lebih ganteng!" "Aduhh...Pandangan kamu udah tercampur sama sikapnya. Prabowo tuh lebih ganteng!" Menghindari debat kusir, berhubung saya tidak punya kuda, saya pun diam saja. Main candy crush jadi pelarian saya. Sambil main, saya mikir-mikir, apa benar Prabowo lebih ganteng? Dari sisi mana? Malam itu saya tidur sambil merenung. Beruntung saya tidak memimpikan Prabowo atau Jokowi, karena itu akan awkward sekali.

Tidak ada komentar: