Sabtu, 28 Juni 2008

My Chemical Romance

Tangan gue masih bergetar waktu gue nulis ini. Nafas tersengal-sengal. Jantung berdegup dengan cepat. Keringat dingin mengucur perlahan-lahan dari kening gue. Adrenalin naik nggak karuan, melebihi sensasi nonton film horor. Penyebabnya cuma satu: Gue ketemu sama mantan guru kimia gue waktu SMA!

Bahwa gue memang ga suka mata pelajaran bernama Kimia, itu fakta yang harus gue terima dalam hidup. Bahwa nilai kimia gue paling bagus 6, itu juga kenyataan pahit yang mesti gue telen bulat-bulat. Dan bahwa guru kimia gue killer banget, itu juga salah satu kenangan yang nggak terlupakan.

Namanya, sebut saja Pak Bong. Galak? Udah pasti. Kalo ga galak, bukan killer, tapi rapper.

Secara penampilan fisik dia tipikal guru kiler:
-mata belo
-kumis tebel
-suara keras menggelegar
-perut gendut buncit
-ketiak tidak wangi

Tapi however... meski dia galak, canggihnya, nggak ada yang benci dia di sekolah. Karena, kita semua berasa bahwa dia ngajar dengan tulus. Dia marah karena dia pinggin kita bisa ngerti yang namanya kimia. Dia yang membuat beberapa temen gue yang emang udah jenius dari sononya, saat kuliah memilih kuliah di Teknik Kimia ITB dan sekarang sukses!

Kalo pun ada beberapa murid yang gagal, yang salah adalah murid-murid tolol seperti gue (CATAT dan HARAP DIINGAT, cuma dalam pelajaran kimia aja! eh.. dan fisika dan matematika juga sih..)

Oke, untuk ini gue perlu memberi penjelasan agak panjang lebar. Biar ga terjadi kesalahpamanan, yang membuat citra gue rusak. Kenapa gue ga suka pelajaran kimia? Karena.. berdasarkan pengalaman, gue nggak bisa ..umm..agak susah belajar sesuatu yang tidak menimbulkan fantasi atau gambaran di kepala gue.

Ibarat cerita komik, kalo gue sedang belajar, di kepala gue timbul gelembung, yang di dalamnya berisi proses gue mencerna sesuatu.

Nah..kalo di pelajaran kimia, entah kenapa di kepala gue ga timbul gelembung itu. Yang keluar malah benang kusut. Misalnya, kalo ada soal H2SO4 + N2O jawabannya apa?? ...BEH! Otak gue langsung kram mendadak... Gue ga habis pikir, huruf-huruf ditambah dengan angka-angka, jadinya apa?

Cuma kalo pertanyaanya, 'Jelaskan apa yang menyebabkan Perang Diponegoro', gue bisa bikin esai 2 halaman full.

Oke..kembali ke pokok permasalahan. Hari ini gue shock abis karena ketemu guru kimia gue , Pak Bong itu, di salah satu mall. He was a very very good teacher..

Dan waktu gue ketemu dia... dia lagi sibuk melayani orang-orang yang membeli handphone di counter tokonya. Lhooo? Iya, dia jadi penjual hp sekarang. Tanpa berperasangka buruk, gue mendekati Pak Bong.

Gue melepas senyum dari bibir gue (bukan bibir orang laen). Sebuah senyum yang kalo bibir ini ada telapaknya, pasti udah melambai ke arah Pak Bong.

"Halo Pak B0ng.."

Pak B0ng tersenyum.

"Masih ingat saya pak?"

"Masih... "

Gue sedikit terharu. Meski gue bukan murid berprestasi dalam bidang perkimiaan, tapi guru kimia gue masih inget gue gitu..

"Kamu yang dulu sering ijin kan?"

Damn..! Gue langsung menunduk malu. Duh, gue kira dia inget gue karena apa, ternyata karena itu!

Gue termenung sebentar.. Memori gue diputar flash back ke sebuah ruangan kelas di akhir tahun 99-an.

Tok tok tok..

Dengan sopan gue mengetuk pintu ruang guru.

"Masuk.."

Gue masuk dan...trala... rame banget di ruang guru! Mampus gue!

Oke, gue mencoba untuk tetap pede. Gue dekati kursi Pak B0ng. Gue senyum dan sapa dia baik-baik..

"Misi Pak B0ng.."

"Ya, ada apa?"

"Maaf pak, saya mau minta ijin.."

"IJIN?" Daun telinganya langsung bergerak-gerak mendengar kata ijin.

"Iya pak, saya harus ke luar kota karena ada pentas marching band..dalam rangka bla..bla.. Jadi saya harus minta ULANGAN SUSULAN sama bapak.."

"ULANGAN SUSULAN?"
Kali ini bukan daun telinga yang bergerak, cuping hidung kembang kempis akibat dengusan nafas yang keras.

Sementara itu beberapa guru mulai bisik-bisik. Sebagian mulai menertawakan gue. Sebagian lagi mencibir. Dan sebagian besar asik dengan makan siangnya.

"KAMU BERANI MINTA ULANGAN SUSULAN SAMA SAYA??" katanya dengan suara menggelegar dengan perkasa.

Haduh Tuhan... Dewa-dewi di akhirat dan surga..TOLONG KECILKAN SUARA ORANG INI!

"Saya ..emm..saya...sebenarnya,,,"

"ASAL KAMU TAHU, SAYA NGASIH ULANGAN SUSULAN CUMA SATU KALI UNTUK SATU ANAK DALAM SATU TAHUN. NAHH..KAMU 2 MINGGU LALU BARU MINTA ULANGAN SUSULAN YANG HASILNYA CUMA DAPAT 4!! SEKARANG MAU MINTA ULANGAN SUSULAN LAGI?"

Suara ketawa di ruang guru makin keras. Objek penderitanya adalah gue!

Gue cuma bisa diam, mati kutu, berharap ada yang keluarin pistol dan nembak kepala gue saat itu juga.

"Eh... ya udah deh pak, ga pa-pa kalo ga boleh.. Saya permisi.."


Lalu keajaiban pun terjadi.. Gue adalah orang pertama dalam sejarah, yang dapet 2x ulangan susulan kimia, dalam semester yang sama lagi. Semua temen gue berdecak kagum mendengar berita ini. Biasanya dapet 1 susulan ulangan kimia itu susah banget! Tapi..decakan kagum ini langsung berhenti begitu tau nilai gue cuma 5,5.. hehehe..
Ya lumayanlah..buat ngisi2 nilai rapot..

Begitulah romantika kenangan manis gue bersama guru kimia gue, Pak Bong, yang notabene udah jadi penjual hape. Usut punya usut, apalagi masalahnya kalo bukan karena duit..

Karena kebutuhan yang meningkat dengan tajam, Pak B0ng memilih jualan hape, meski hatinya masih berharap someday dia bisa balik lagi ke sekolah dan mengajarkan kimia..

Mungkin banyak juga orang di dunia ini, yang hatinya entah dimana tapi badannya terjebak di laen tempat. Pengennya jadi musisi, eh nasib..malah disuruh kuliah akuntansi. Pengennya jadi dokter, eh malah disuruh jaga toko komputer. Yang paling parah, kalo kita cintanya sama A, eh malah kawinnya sama si B. Bayangkan saudara-saudara...seumur hidup terjebak begitu!


"Life without 'chemistry' is no life at all"
Quotation by me


Mulailah memilih, sebelum nasib yang memilihkannya untuk mu..


(salah makan apa gue hari ini? kenapa bisa bijak dan filosofis kayak gini?)

3 komentar:

Bibirz mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Bibirz mengatakan...

(salah makan apa gue hari ini? kenapa bisa bijak dan filosofis kayak gini?)--> kayaknya lo jarang makan de. hehehe

hm... sama kayak elo Ren, gua juga anti kimia. kalau gua inget-inget pas SMA, setiap pelajaran kimia rasanya ada melekul-molekul kimia seperti H2O, C2, dll yang nempel di kepala gua dan mematuk-matuk dengan cepat layaknya burung pelatuk. tuk tuk tuk tuk... poesiiiing...

Guru gua sih cewek, tapi apakah hal itu nolong? jawabannya, tidak sama sekali! dia emang masih single, montok pula, cubby juga, tampang mirip ruth sahanaya tapi body-nya booo, padat-keker kayak pegulat. udah gitu suka sok galak, genit, kalau ngomong kenceng banget kayak orang teriak-teriak (pusing gua kalau dengar cewek yang suka teriak-teriak). suram deh.

ngomong2 soal chemistry, pokoknya gua gak pernah sekali pun dapet chemistry sama kimia (sama si matematika aja pernah). Tapi ketika itu gua sih emang gak merasakan chemistry yang kuat sama pelajaran atau bidang apapun. mungkin gua terlalu cuek. hm... sejujur-jujurnya, sampai sekarang gua masih belom merasakan chemistry yang kuat ke hal-hal yang gua jalanin. mungkin gua kurang sosok guru yang bisa lead gua, seperti yang mbak aiko bilang waktu pertemuan pro m di suatu waktu lalu. Hohoho. Tapi gua terus usaha sih. because i'm sure somewhere along the road, i'll fell my chemistry.

Lho kok gua jadi Cur-Col (Curhat Colongan) gini. AKhhhh tidaaaaak!

ya sudah, gua cuma mau kasih commet aja buat tulisan lo yang menggelitik gua. ini adalah kali pertamanya lho gua ngoment-in blog orang, jadi kalau ada salah-salah kata atau hal-hal tidak berkenaan saya hanya bisa bilang... namanya juga manusia . :p

Anonim mengatakan...

bleeh ... c'est la vie kata orang jawa. can we define our destiny? can not we? yang pasti respon kita terhadap apa yg nongol dalam hidup itu merupakan reaksi kimia dalam otak, kita jadi senang, sedih, gembira, bete, pasrah, ablah ablah ablah .. semuanya adalah proses kimiawi. gw jg bukan pemuja ilmu kimia, nor ngatri; tetapi yg gw pahami adalah reaksi kimia yg membuat kita memaknai apapun itu.

belajar dari pak guru elu,keseimbangan kimia dalam pikiran lah yg membuat si om itu bisa menikmati apa yg dihadapi ama dia.

jadi ternyata dalam sudut yg paling kelam dalam hidup kita, sebete apapun ama nyang namanya ilmu kimia, kimia adalah melekat dalam hidup, seperti juga kita memaknai kenapa harus begini , kenapa harus gitu .. well .. it is only a matter of chemistry, like it or not .. :p